Materialdinding dari batako ini umumnya dibuat dari campuran semen dan pasir kasar yang dicetak padat atau dipress. Selain itu ada juga yang membuatnya dari campuran batu tras, kapur dan air. - Mempunyai ketahanan yang baik terhadap gempa bumi. Kekurangan Bata Ringan: - Karena ukurannya yang besar, untuk ukuran tanggung, membuang sisa Komposisicampuran batako yang paling baik adalah pasir 75%, semen 20%, dan air 5%. Komposisi ini adalah standar baku yang telah ditetapkan oleh Departemen Pekerjaan Umum tahun 1986. Kepadatan dan komposisi adonan yang tepat juga dapat dilihat dari tampilan pori-porinya. Batako dengan kualitas baik memiliki tampilan pori-pori yang lebih padat Bedafungsi bangunan tentunya beda komposisi. Ini untuk yang Batako standar Pandawaland. Plesteran kedap air dibuat dengan campuran khusus dan bisa diaplikasikan pada bidang yang banyak terkena air. Tapi untuk bangunan yang membutuhkan struktur khusus maka campuran betonnya adalah dengan perbandingan 1. Ingat ya perbandingan campuran pondasi. cash. Abstrak Batako adalah material yang banyak digunakan untuk dinding bangunan terutama rumah tinggal di Indonesia. Masyarakat di Solok Selatan, Sumatera Barat umumnya juga membangun dinding rumahnya menggunakan batako. Sayangnya mutu batako yang digunakan tidak memenuhi standar yang ditandai dengan banyaknya rumah masyarakat dengan dinding batakoyang rusak saat terjadi Gempa Sumatera Barat 2019. Observasi lapangan menunjukkan bahwa secara fisik dan mekanik, batako di Solok Selatan tidak memenuhi persyaratan. Solok Selatan juga memiliki masalah tingginya angka pemuda putus sekolah. Untuk mengatasi permasalahan ini, maka diadakan pelatihan dengan menggunakan metode bimbingan kelompok, terdiri dari ceramah dan latihan pembuatan batako. Dampak dari pelatihan ini diukur dengan menggunakan pre-test dan post-test kepada peserta. Hasil evaluasi menunjukkan peningkatan yang signifikan terhadap pengetahuan dan keterampilan pemuda putus sekolah sebagai mitra untuk pembuatan batako yang sesuai SNI-03-0349-1989. Kata kunci dinding, gempa, bata, beton, bimbingan kelompok. In general, many residential buildings in Indonesia use Batako or concrete block as the material for wall. The residents in Solok Selatan, West Sumatra also construct their housing's wall by using concrete block. Unfortunately, the quality of concrete block does not meet the Indonesian Standard for Concrete block SNI-03-0349-1989. As the results, many concrete block wall buildings were damaged due to 2019 West Sumatra Earthquake. Field observation also shown that physical and mechanical properties of available concrete block do not meet SNI-03-0349-1089. Inspite of that, Solok Selatan also has educational problem where the rate of droputs is high. To solving these problems, the workshop of Standardized Concrete Block Production for dropouts was held in 4 fours nagaris in Solok Selatan. The aim of this workshop is to empower the dropouts and increase their knowledge, which can contribute also to the availability of standardized concrete block in the target area, Solok Selatan West Sumatra, Indonesia. The workshop used group guidance method that enable the trainee to practicing the knowledge directly under expert supervision. The workshop evaluation show a significant improvement on the knowledge, understanding and skill from the trainee. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Vol. 6, No. 4 ISSN 2622-6774 PELATIHAN PEMBUATAN BATAKO SESUAI STANDAR NASIONAL INDONESIA UNTUK PEMUDA PUTUS SEKOLAH Eka Juliafad1, Ari Syaiful1, Prima Yane Putri1 1 Fakultas Teknik, Universitas Negeri Padang email ekajuliafad Abstrak Batako adalah material yang banyak digunakan untuk dinding bangunan terutama rumah tinggal di Indonesia. Masyarakat di Solok Selatan, Sumatera Barat umumnya juga membangun dinding rumahnya menggunakan batako. Sayangnya mutu batako yang digunakan tidak memenuhi standar yang ditandai dengan banyaknya rumah masyarakat dengan dinding batakoyang rusak saat terjadi Gempa Sumatera Barat 2019. Observasi lapangan menunjukkan bahwa secara fisik dan mekanik, batako di Solok Selatan tidak memenuhi persyaratan. Solok Selatan juga memiliki masalah tingginya angka pemuda putus sekolah. Untuk mengatasi permasalahan ini, maka diadakan pelatihan dengan menggunakan metode bimbingan kelompok, terdiri dari ceramah dan latihan pembuatan batako. Dampak dari pelatihan ini diukur dengan menggunakan pre-test dan post-test kepada peserta. Hasil evaluasi menunjukkan peningkatan yang signifikan terhadap pengetahuan dan keterampilan pemuda putus sekolah sebagai mitra untuk pembuatan batako yang sesuai SNI-03-0349-1989. Kata kunci dinding, gempa, bata, beton, bimbingan kelompok. In general, many residential buildings in Indonesia use Batako or concrete block as the material for wall. The residents in Solok Selatan, West Sumatra also construct their housing’s wall by using concrete block. Unfortunately, the quality of concrete block does not meet the Indonesian Standard for Concrete block SNI-03-0349-1989. As the results, many concrete block wall buildings were damaged due to 2019 West Sumatra Earthquake. Field observation also shown that physical and mechanical properties of available concrete block do not meet SNI-03-0349-1089. Inspite of that, Solok Selatan also has educational problem where the rate of droputs is high. To solving these problems, the workshop of Standardized Concrete Block Production for dropouts was held in 4 fours nagaris in Solok Selatan. The aim of this workshop is to empower the dropouts and increase their knowledge, which can contribute also to the availability of standardized concrete block in the target area, Solok Selatan West Sumatra, Indonesia. The workshop used group guidance method that enable the trainee to practicing the knowledge directly under expert supervision. The workshop evaluation show a significant improvement on the knowledge, understanding and skill from the trainee. Keywords Wall, Earthquake, Disaster, Concrete Block, Group Guidance I. Pendahuluan Batako adalah salah satu bahan bangunan yang banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia sebagai bahan pengisi dinding bangunan rumah tinggal. Umumnya dinding batako dipasang untuk mengisi celah rangka balok dan kolom yang terbuat dari beton bertulang. Populasi rumah tinggal dari beton bertulang dengan dinding bata/batako mendominasi tipologi bangunan yang ada di Sumatera Barat. Data menunjukkan bahwa popolusi rumah jenis ini sangat banyak Juliafad, 2017[1], [2]. Hal ini dikarenakan kemudahan mendapatkan material bahan baku batako dan ketahan batako beton terhadap kebakaran [3] Sebagai daerah rawan gempa, seharusnya rumah-rumah di Sumatera Barat harus memenuhi persyaratan teknis aman gempa sesuai Standar Nasional Indonesia contohnya kualitas material yang digunakan. Sayangnya berdasarkan CIVED ISSN 2622-6774 penelitian Juliafad 2018, kualitas beton dan bata yang beredar masih banyak yang belum memenuhi standard[4], [5]. Ditambah dengan kualitas pengerjaan yang tidak memenuhi syarat, semakin memperburuk kualitas bangunan[2], [6] Gempa 2019 yang melanda kabupaten Solok Selatan mengakibat kerusakan pada sejumlah besar populasi rumah baton bertulang yang menggunakan batako sebagai isian dinding. Hasil survey lapangan menunjukkan bahwa umumnya rumah masyarakat di Solok Selatan menggunakan batako dengan kualitas yang jelek. Hasil analisis dokumen dan wawancara dengan tokoh/pemerintahan di Solok Selatan juga mengungkap bahwa terdapat permasalahan jumlah masyarakat/pemuda putus sekolah yang signifikan. Berbagai fakta di atas menunjukkan bahwa diperlukan suatu program untuk memperbaiki kualitas batako yang beredar di masyarakat sekaligus memecahkan permasalahan sosial dengan memberdayakan pemuda putus sekolah di Solok Selatan. II. Studi Pustaka 1. Aktivitas Gempa di Sumatera Barat dan Solok Selatan. Beberapa gempa besar yang pernah terjadi di sumatera barat dapat dilihat pada table berikut Tabel 1. Data Aktivitas Gempa di Sumatera Barat Perairan Bengkulu dan Sumatra Barat 50 km barat laut Kota Padang Sumber Gempa pada Februari 2019 yang melanda kabupaten Solok Selatan mengakibatkan kerusakan sebanyak 343 rumah rusak. 2. Kondisi Demografi Daerah Mitra Berdasarkan data statistik tahun 2018, secara demografi kabupaten Solok Selatan masih dihadapkan dengan permasalahan ketenagakerjaan yang juga berasal dari banyaknya pemuda yang putus dengan pengangguran terbuka sebanyak orang. Jumlah masyarakat dengan yangtidak mampu menamatkan pendidikan tingkat Pendidikan Sekolah Dasar adalah yang mampu menamatkan Sekolah Dasar namun tidak melanjutkan SLTP sebanyak tingkat SLTP sebanyak dan yang mampu menamatkan SLTA sebesar Dari angka di atas terlihat bahwa pemuda putus sekolah menjadi permasalahn yang besar di Solok Selatan 3. Batako sesuai SNI 03-0349-1989 Batako atau Bata Beton adalah suatu jenis elemen penyusun bangunan berbentuk bata yang terbuat dari campuran semen Portland, air dan agregat. Batako umumnya digunakan untuk pasangan dinding bangunan. SNI 03-0349-1989 membagi batako atas 2 jenis yaitu batako pejal dan batako berlubang. Batako pejal adalah bata yang memiliki pejal 75% atau padat sekitar minimal 75% dari volume batako secara keseluruhan, sedangkan batako berlubang adalah batako yang memiliki luas penampang lubang lebih dari 25% luas penampang batakonya dan volume lubang lebih dari 25% dari volume keseluruhan. Mutu Batako menurut SNI 03-0349-1989 dapat dikategorikan berdasarkan 4 kelas dengan penjelasan sesuai table di bawah ini[7]. Tabel 2. Tingkat Mutu Batako Pejal dan Berlubang menurut SNI 03-0349-1989 Tingkat mutu batako pejal Kuat tekan rata-rata min kg/cm2 Kuat tekan masing masing batako kg/cm2 Penyerapan air rata rata maks % Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Khais 2015, diketahui bahwa umumnya mutu batako yang dihasilkan masih berada dikisaran kelas II dan III yang berarti masih belum mencapai mutu maksimum yang yang disyaratkan oleh SNI. 4. Langkah-langkah pembuatan batako sesuai SNI 03-0349-1989 SNI 03-0349-1989 mensyaratkan bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan batako sebagai berikut 1. Pasir yang telah diayak dan bersih dari kotoran dan bahan organic 2. Semen sebagai bahan pengikat 3. Air secukupnya umumnya volume air yang diberikan kurang dari 50% volume/berat semen Campuran untuk membuat batako adalah 1 Semen dan 2 Pasir. Aat-alat yang dibutuhkan adalah 1. Alat-alat pengaduk campuran batako ayakan, cetok, alat pemadata 2. Pencetak batako dengan ukuran mengikuti SNI 03-0349-1989 yiatu 40 x 20 x 10 cm. Pencetak harus kuat, rapat, tidak menyerap air dan bisa dibongkarpasang. 5. Metode Bimbingan Kelompok Bimbingan kelompok merupakan suatu kegiatan untuk membantu siswa dalam suatu kelompok yang terdiri atas beberapa orang. Tujuan dari bimbingan kelompok adalah agar siswa mampu memahami informasi, menemukan pengalaman yang khas secara bersama-sama dalam proses yang dialaminya. Selama bimbingan kelompok dilakukan siswa juga dapat saling bertukar informasi dan pengalaman serta membantu siswa yang lain dalam memecahkan suatu masalah[8]–[10] . III. Metode Penelitian Metode yang digunakan untuk memecahkan permasalahan mutu batako dan pemuda putus sekolah di Solok Selatan adalah melalui bimbingan kelompok pembuatan batako sesuai dengan SNI 03-0343-1989 untuk pemuda putus sekolah di Solok Selatan. Bimbingan kelompok ini diwadahi oleh Program Kemitraan Masyarakat dengan pemuda, kenagaraian di kabupaten Solok Selatan. Berikut adalah tahapan yang dilaksanakan dalam bimbingan kelompok pelatihan pembuatan batako sesuai SNI. 1. Pengukuran kemampuan/pemahaman awal peserta bimbingan terhadap pembuatan batako yang sesuai SNI 03-0343-1989 melalui pretest 2. Ceramah mengenai batako, rumah aman gempa dan langkah-langkah pembuatan batako sesuai SNI 03-0343-1989 disertai pemutaran video pembuatan batako 3. Bimbingan kelompok dengan membagi peserta dalam 4 kelompok. Peserta dibimbing untuk mampu membuat batako terstandar oleh instruktur/ahli. 4. Pengukuran kemampuan/pemahaman peserta setelah bimbingan kelompok 5. Analisis data dan kesimpulan IV. Hasil Dan Pembahasan Pelaksanaan pelatihan dengan metode bimbinagn kelompok ini didahului dengan pretest Gambar 2. Tujuannya adalah CIVED ISSN 2622-6774 untuk mengetahui tingkat pengetahuan peserta sebelum dilakukan pelatihan. Gambar 2. Suasana Pre-test Tahapan ke-2 adalah memberikan ceramah singkat mengenai batako yang memenuhi SNI 03-0349-1989 dan tahapan membuat batako yang baik. Selanjutnya peserta dibagi di dalam kelompok untuk menerima bimbingan membuat batako secara bertahap dari ahli/instruktur. Peserta diminta melakukan sendiri setiap proses dan saling memperbaiki/mengingatkan saat peserta yang lain melakukan pembuatan batako tidak sesuai standar. Gambar 3. Proses pencampuran adukan untuk batako oleh peserta pelatihan Gambar 4. Peserta Pelatihan dengan Batako yang dihasilkan Setelah dilakukan bimbingan kelompok dan ceramah, tingkat pengetahuan peserta diukur kembali melalui post-test. Hasil pre-test dan post-test kemudian dianalisis per poin pertanyaan, yang dapat dilihat pada Gambar 5a. Daftar butir soal dapat dilihat pada Gambar 5b. a. Grafik Tingkat Pemahaman Pembuatan Batako sesuai SNI sebelum dan setelah Bimbiingan Kelompok Pertanyaan Pre-test dan Post-Test Apakah Saudara pernah mendengar istilah batako? Tuliskanlah kepanjangan batako Menurut Saudara yang manakan batako pada gambar di bawah ini? Menurut Saudara Batako terbuat dari Tuliskanlah kepanjanga SNI? Berapakah perbandingan semen dan pasir untuk batako menurut SNI? Apakah batako dengan kekuatan yang lemah dapat membuat rumah menjadi rusak saat terjadi gempa? b. . Daftar Pertanyaan Q1-Q7 untuk Pretest dan Postest Gambar 5. aTingkat Pemahaman terhadap Pembuatan Batako sesuai SNI sebelum dan sesudah Bimbingan Kelompok b Daftar Pertanyaan Q1-Q7 untuk Pretest dan Postest Gambar 5a menunjukkan grafik perbandingan kemampuan peserta sebelum dan sesudah pelatihan. Terlihat bahwa pengetahuna siswa secara umum meningkat. Grafik dengan garis biru menunjukkan pengetahuan siswa sebelum proses pelatihan. Dimana pada beberapa butir pertanyaan Q2, Q6, Q7 dan Q5 banyak peserta yang tidak mampu menjawab. Namun, setelah dilakukan pelatihan melalui ceramah dan bimbingan kelompok, kemampuan peserta meningkat jauh. Contohnya sebelum pre-test ,tidak ada satupun peserta yang mampu menjawab pertanyaan Q1. Namun pada saat post-test 80% peserta mampu menjawab dengan benar. Hal ini juga diikuti oleh pertanyaan-pertanyaan lain yang berhasil dijawab oleh semua peserta. Gambar 5a menunjukkan bahwa pelatihan ini mempu dengan sangat baik meningkatkan pengetahuan dan keterampilan peserta pemuda putus sekolah dalam pembuatan batako yang sesuai dengan SNI-03-0349-1989. V. Kesimpulan Pelatihan melalui metode bimbingan kelompok mengenai pembuatan batako yang sesuai dengan SNI-03-0349-1989 untuk pemuda putus sekolah telah dilakukan di daerah Solok Selatan. Metode ini berhasil meningkatkan pengetahuan pemuda putus sekolah tentang batako dan cara pembuatannya dengan sangat baik. Diharapkan bahwa keterampilan yang telah didapatkan dapat diterapkan oleh peserta pelatihan untuk berwirausaha, sekaligus sebagai upaya memenuhi kebutuhan akan batako yang memenuhi persyaratan Standar Nasional Indonesia SNI 03-0349-1989. Daftar Pustaka [1] E. JULIAFAD, K. MEGURO, and H. GOKON, “Study on The Environmental System towards The Development of Assessment Tools for Disaster Reduction of Reinforced Concrete Building due to Future Mega-Earthquake in Padang City, Indonesia.” Institute of Industrial Science The University of Tokyo, 2017. [2] E. Juliafad and A. P. Melinda, “Assessment of Reinforced Concrete Building for Disaster Reduction Strategy in Padang City, West Sumatra, Indonesia,” MATEC Web Conf., vol. 258, p. 03007, 2019, doi [3] E. Juliafad, R. Ananda, D. Sulistyo, B. Suhendro, and R. Hidayat, “Nonlinear Finite Element Method Analysis of After Fire Reinforced Concrete Beam Strengthened with Carbon Fiber Strip,” J. Phys. Conf. Ser., vol. 1175, p. 012019, Mar. 2019, doi [4] E. JULIAFAD, K. MEGURO, and H. GOKON, “Study on The Characteristic of Concrete and Brick as Construction Material for Reinforced Concrete Buildings in Indonesia.” Institute of Industrial Science The University of Tokyo, 01-Nov-2018. [5] T. Andayono and E. Juliafad, “Karakteristik Batu Bata Campuran Hasil Sedimentasi Penambangan Batu Gamping Area 412,3 Ha Bukit Tajarang,” INVOTEK J. Inov. Vokasional Dan Teknol., vol. 19, no. 1, pp. 105–112, Apr. 2019, doi [6] E. Juliafad, I. G. Rani, F. Rifwan, and Y. F. P, “Concreting Workmanship in Indonesia Study Case Padang City, West Sumatra, Indonesia,” Int. J. Adv. Sci. Eng. Inf. Technol., vol. 9, no. 1, p. 300, Feb. 2019, doi [7] Anonim, “SNI-03-0349-1989.” Deptartemen PUPR, 1989. [8] D. M. Leksana, “KEEFEKTIFAN PENERAPAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TOPIK TUGAS UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN PEMILIHAN CIVED ISSN 2622-6774 PROGRAM PENJURUSAN SISWA,” p. 19. [9] G. Wicaksono, D. N. Naqiyah, S. Ag, and M. Pd, “PENERAPAN TEKNIK BERMAIN PERAN DALAM BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL SISWA KELAS X MULTIMEDIA SMK IKIP SURABAYA,” vol. 1, p. 18, 2013. [10] N. Candra, D. N. Syah, M. Pd, and E. Juliafad, “HUBUNGAN PELAKSANAAN PRAKTEK DENGAN HASIL PRAKTEK REKAYASA KERJA BATU DAN BETON MAHASISWA JURUSAN TEKNIK SIPIL FT-UNP,” vol. 3, p. 12, 2015. ... Sehingga hasil yang di dapatkan tidak maksimal. Memilih bahan bangunan dan proses manufaktur yang tepat dapat meminimalkan kerusakan bangunan [2], [3]. Menurut Tjokrodimuljo mortar yang baik harga nya murah dan mudah digunakan cepat kering tahan air dan tidak timbul retak pada pasangan [4]. ...Nugraha Ade Kurniawan Eka JuliafadMortar adalah campuran antara pasir, air dan semen Portland dengan komposisi tertentu. Mortar harus dicampur dengan jumlah air yang sesuai agar mendapatkan kualitas yang baik untuk mempermudah pekerjaan. Saat membuat campuran mortar dan beton, terkadang diperlukan bahan tambahan untuk mempercepat pengerasan campuran atau untuk memperkuat campuran. Tujuan penggunaan bahan-bahan tersebut adalah untuk memperbaiki dan meningkatkan sifat-sifat campuran sesuai dengan yang diinginkan. Nanomaterial sekarang menjadi salah satu solusi aditif mortar yang tersedia. Bahan yang digunakan sebagai campuran diubah menjadi ukuran 1-100 nm. Bahan nano dapat membangun struktur lebih cepat dan membuatnya lebih aman karena dapat meningkatkan kekuatan mekaniknya dan mengurangi degradasi mortar akibat masuknya air. Dilakukan pengujian kuat tekan mortar dengan menambahkan nanomaterial berupa abu tulang ikan pada campuran mortar. Variasi campuran nanomaterial yang digunakan adalah 2,5% ,5%, 7,5%, 10% dan pengujian kuat tekan direncanakan pada umur 7 hari, 14 hari dan 28 hari. Berdasarkan hasil pengujian nilai kuat tekan mortar meningkat pada variasi 2,5% dengan rata-rata kuat tekan 143,07 kgf/ District is in West Pasaman Regency, along the coast of West Sumatra at 000°05' NL-00°03′ SL and 99°38′-100° 58′ EL which is adjacent to the Mentawai subduction so that this area is vulnerable to earthquakes, as happened in 2009 which caused 9108 houses to be damaged. Extensive number of damaged houses was caused by the low strength of non-engineered building. Under the threat of Mega-Earthquake from the Mentawai fault, the low capacity of community houses against earthquake forces can be a threat to the community. This Community Partnership Program PKM offers a solution to reduce the risk of damage to houses in Pasaman District through training in the strengthening techniques using polypropylene fiber mortar. Based on observations in the field, generally people's houses in Pasaman District have walls made of red brick. Taking into account the technical ease of implementation, affordability of costs, availability of local materials, transfer of knowledge and the application of retrofitting techniques owned by the Department of Civil Engineering, Padang State University, the reinforcement technique for brick walls with Polypropylene Fiber Mortar Plaster will be used. The training was able to increase the community's understanding of house strengthening by up to 85%, which was previously involvement and empowerment of communities affected by the September 28, 2018 Palu Earthquake in their home areas is an opportunity that can be taken to contribute to residential reconstruction. Currently, the rehabilitation and construction of housing requires a lot of materials that support earthquake-resistant buildings, one of which is construction materials for the walls of houses or dwellings that have light weights such as light bricks, which are mostly supplied from outside the Central Sulawesi area. For this purpose, this paper presents the results of the implementation of the Community Partnership Program PKM in disaster-affected communities by utilizing rice husks as light brick materials. Implementation of the program begins with socialization to prospective participants and continues with the work and testing of light brick samples, training to make lightweight bricks, monitoring and evaluation. The test results show that light brick made of a mixture of cement, husk and sand Type II with a volume ratio of 1 still meets the requirements as a house wall material and it is included in Quality Level III SNI 03-0349-1989 for the use of unprotected non-structural walls, may be exposed to rain and heat with an average compressive strength of 35 kg/cm2. This type II brick is then recommended as a wall material, where this type provides a weight reduction of from the weight of conventional bricks. A review of the results of program implementation shows that the affected communities represented by 50 respondents gave a fairly good perception of the acceptance of light bricks as wall material with a score of of 5. Evaluation of the program showed that 80% of all respondents stated that they were skilled at making light bricks. and they will develop these material to support the reconstruction of housing in PaluConcrete which is exposed to high temperature will experience strength degradation. This research obtained nonlinear Finite Element numerical model for Reinforced Concrete RC Beam after-fire and then strengthened with Carbon Fiber Strip on the flexural area. RC beam before the fire NB, after fire AFB and strengthened after CAFB FEM model were compared with the actual experimental results. Using ATENA and GID as Pre-Processor, the crack patterns of the numerical model showed a good agreement with experimental results. Loading and displacement relationship also showed the same behavior. Stress and strain relationship of each RC beam also has been observed for each loading step. S-Beta element utilized on ATENA gave the excellent results on nonlinearity material behavior, especially for model NB and AFB. The value of stiffness obtained for AFB and CAFB in the experiment was higher than the sample from the numeric result namely 64% and 45%, while the ductility value obtained from the experiment was also smaller about 41%, and 17% in comparison to its dengan kategori non-engineering houses saat terjadinya gempa banyak mengalami kerusakan, hal ini disebabkan dinding rumah dengan bahan batu bata yang tidak memenuhi persyaratan mutu yang ada. Pemerintah telah mengupayakan dengan menetapkan petunjuk teknis untuk rumah aman gempa key requirement for safer houses, namun demikian batu bata yang telah dan sedang digunakan masyarakat sampai saat ini masih belum dapat dijamin kualitasnya. Solusi untuk meningkatkan mutu yang dihasilkan, salah satunya dengan membuat batu bata yang bermutu dan aman terhadap gempa dengan bahan baku campuran hasil sedimentasi dari erosi daerah penambangan batu gamping limestone. Pemanfaatan hasil sedimentasi ini sekaligus sebagai upaya mengurangi dampak laju sedimentasi pada sungai Batang Arau kota Padang. Pembuatan batu bata dengan proporsi campuran tanah hasil sedimentasi 50%, 45%, 40%, 35%, 30%, 25%, 20%, 15%, 10%, 5%, selanjutnya pengujian mutu batu bata mengacu SNI 15-2094-2000. Hasil pengujian diperoleh, penyerapan air batu bata campuran bahan sedimentasi l4,16% <20%memenuhi standart SNI, kuat tekan rata-rata batu bata campuran bahan sedimentasi sebesar 32,56 kg/cm2 ≥30 kg/cm2memenuhi persyaratan kuat tekan minimum membangun rumah aman gempa serta didapatkan komposisi tanah lempung 70% dan bahan sedimentasi 30% memberikan mutu bata tertinggi Eka JuliafadIskandar G. RaniFitra RifwanYose Fajar Phis research gives information about the practice of concreting work in Reinforced Concrete RC building project in Indonesia. The study area is Padang City, which has suffered severe damages due to September 2009 Earthquake. The target interviewee is 100 builders who are constructing RC buildings. This interview together with observation was conducted by directly visiting the construction sites. While collecting information about the main factors which contribute to RC building quality, concrete mixing, compaction, concrete placing and curing, the information about the profile of the builders have been collected. The results show that the workers dominate the profile of builders in productive age with 30 years experiences on average. However, 90% of the builders yet experience any construction workshop. The concreting work, which is conducted by the builders, yet reaches the required standard. More than 50% of the builders produced concrete with the higher water-cement ratio, and almost 65% admitted that they add more water after concrete`s setting time is finished. There are 3common methods of concrete compaction which is used. 6% of the builders use a vibrator, 43% use the rodding method, 28% use hummer, and 8% choose to add more water to placed concrete to increase concrete workability. Meanwhile, more than 60% of the builders do not cure the placed concrete. The results show that construction practice that is conducted by the local builders is needed to be improved. The mistakes seem to be repeated over a generation since the source of learning of the builders is mainly from their senior builder and self-learning Only that admitted they had experienced on construction workshop. Keywords concreting workmanship; builder; reinforced concrete Juliafad Annisa Prita MelindaPadang City, West Sumatra province is one of the most vulnerable cities in the west coast of Indonesia. Together with the increase in population in Padang City, the number of the building is also increasing. Meanwhile, researchers predicted that Padang City is facing the impendence of mega-earthquake with magnitude more than 8 in scale Richter SR. The last Earthquake with magnitude SR caused fatality with more than 1200 people died and almost 3000 others were injured. Most of the victims injured due to the collapse and damage of buildings, especially the Reinforced Concrete RC structure. To reduce the damage due to seismic load as the preparation for the future earthquake, the assessment of the element at risk subjected to the seismic load in Padang City is essential. The predominant building typology in Padang City is RC building. Using the Applied Element Method that can show structural response till collapse state, has been simulated typical low-rise RC infilled wall building in Padang City with the consideration of its different on concrete quality based on local concreting workmanship. Incremental Dynamic Analysis IDA by using some ground motion has been used to observe the structural response. The damage states and damage pattern has been judged based on HAZUS criteria. The results show that local compaction method affected the concrete compression quality, that also influences the building performance which is subjected to earthquake Concrete RC building with masonry wall is the predominant type of building in Indonesia. However, the observation shows the quality of concrete and brick is poor. This research provided the statistic fundamental information about the strength of concrete material in Indonesia from three sources; from demolished buildings and existing building, laboratory database and fresh concrete from housing projects. These three sources provide the different characteristic of concrete strength that obtained from the existing building and fresh concrete from engineering laboratory data and non-engineering building housing project. The statistical results can show the predominant strength of concrete and brick in Indonesia. The lognormal distribution of concrete shows that the concrete is weak and does not meet the minimum strength based on Indonesia building Code SN-2847-2013. The brick strength from demolished buildings also does not meet the minimum strength required in Indonesia Industrial Standard 1978Mega-Earthquake has been predicted by many experts, which will threat Padang City, Indonesia in order to reduce the disaster risk due to the seismic activity, it is needed to develop an integrated risk assessment tool that can cover many elements which are involved in the system of disaster risk reduction. This research aims to observe and recognize the environmental system in Padang City, West Sumatra, Indonesia, as a preparation towards the development of assessment tool to reduce impacts due to earthquake disaster. By interviewing the experts from building offices in Padang City about building quality and construction system, Google earth street view, street survey and building document analysis, building typology and building quality in Padang City have been examined. Building law, building code and building local regulation has been reviewed. This research found that the building typology is dominated by RC building low-mid storey with greater than 50% of building population. Review of building law, code, and regulation compared to observed construction method, show that the seismic vulnerability is high. The land acquisition problem which covers 43% of land area which is related to unique tribe system also seems to contribute to the low quality of building construction in Padang City. Batako adalah salah satu material yang paling sering digunakan untuk konstruksi bangunan, terutama untuk membuat dinding. Di dalam sebuah bangunan, dinding memang merupakan elemen yang sangat penting, baik sebagai fungsi struktural maupun yang non-struktural. Dengan menggunakan batako, Juragan bisa mendapatkan dinding yang lebih kokoh dan kuat dibandingkan material artikel ini, Anda akan mendapatkan informasi lengkap seputar batako secara lebih mendalam, mulai dari pengertian, ukuran batako hingga kelebihan dan kekurangannya. Mari simak penjelasan lengkapnya di bawah ini!Apa Itu Batako?Batako adalah batu bata yang terbuat dari beton cor, seperti terbuat dari campuran semen dan agregat pasir dan kerikil halus. Berkat campuran tersebut, biasanya batako akan memiliki kepadatan yang tinggi dan lebih kuat serta kokoh daripada batu bata biasa. Selain itu, batako memiliki warna keabu-abuan, yang mana berbeda dari batu bata yang umumnya berwarna merupakan salah satu dari beberapa material pracetak yang digunakan dalam konstruksi, terutama untuk pembuatan dinding. Sebagian besar batako biasanya memiliki satu atau lebih rongga-rongga, dan bagian sisinya dapat dicor dengan halus maupun menggunakan desain khusus. Dalam penggunaannya, batako ditumpuk satu per satu dan disatukan dengan mortar memutuskan untuk membeli batako, ada baiknya Anda mempertimbangkan kelebihan dan kekurangan batako yang akan dibahas berikut Saja Kelebihan Memakai Batako dalam Sebuah Bangunan?Bukan tanpa alasan batako sering sekali digunakan di dalam berbagai konstruksi bangunan. Berikut ini adalah beberapa kelebihan memakai batako dalam sebuah Sangat Tahan LamaDinding yang terbuat dari batako jauh lebih kuat dibandingkan dengan yang dibangun dengan batu bata merah. Lubang di dalam batako dapat diisi dengan bahan penguat untuk meningkatkan kekakuannya. Dinding yang terbuat dari batako juga dapat menahan angin kencang sehingga ideal untuk yang tinggal di daerah rawan angin topan dan Tahan ApiBahan yang digunakan untuk membuat batako tidak mudah terbakar sehingga bangunan yang dibuat menggunakannya dapat tahan terhadap api. Selain itu, batako juga dapat menahan suhu panas atau dingin yang ekstrem, tidak seperti dinding yang terbuat dari batu bata biasa atau bahkan kayu, yang dapat dengan mudah Hampir Kedap SuaraDinding yang terbuat dari batako dapat memblokir sebagian besar suara jika dibangun dengan benar. Pastikan saja pintu dan jendela di ruangan tersebut juga yang terisolasi dengan baik. Hal ini akan sangat berguna jika Anda tinggal di lingkungan yang berisik, seperti di dekat landasan udara atau di pinggir jalan Tahan terhadap Serangga dan HamaHama dan serangga tidak dapat menghancurkan batako karena mereka tidak dapat memakannya. Material bangunan lain yang lebih lunak mungkin memang tidak dapat dimakan juga, tetapi terkadang material tersebut masih dapat menjadi jalan bagi serangga. Batako memiliki massa dan kekerasan yang lebih tebal sehingga menyulitkan serangga dan hama untuk Juga 8 Jenis-Jenis Semen yang Biasa Digunakan Jasa KonstruksiApa Saja Kekurangan Memakai Batako dalam Sebuah Bangunan?Batako merupakan salah satu material yang paling sering digunakan dalam konstruksi. Namun, batako juga memiliki kekurangannya tersendiri. Berikut ini adalah beberapa kelebihan dan kekurangan memakai batako dalam sebuah Rawan Kerusakan AirKerusakan air adalah masalah umum untuk dinding yang dibangun menggunakan batako, terutama jika Anda tinggal di daerah dengan level air yang tinggi. Penting bagi rumah Anda untuk memiliki sistem drainase yang memadai dan menambahkan cat kedap air untuk membantu mencegah potensi terjadinya kerusakan karena air pada dinding Sulit untuk DiperbaikiDinding yang terbuat dari batako memang akan lebih tahan lama dan kuat. Namun, hal tersebut akan sangat merepotkan ketika Anda harus memotongnya atau melubanginya untuk keperluan tertentu. Selain itu, jika sampai terjadi kerusakan, Anda juga akan kesulitan untuk Lebih MahalBatako adalah bahan bangunan yang mahal dibandingkan dengan batu bata biasa. Terlepas dari biayanya, Anda juga memerlukan kemampuan khusus untuk membangun dinding menggunakan material ini. Oleh karena itu, Anda tidak disarankan untuk menggunakan batako ketika hendak membangun sesuatu jika tidak terbiasa Juga 8 Desain Pagar Tembok Rumah Minimalis dan UnikApa Saja Jenis-Jenis Batako untuk Bangunan?Ketika hendak membeli batako di pasaran, Anda akan menemukan beberapa jenisnya. Berikut ini adalah beberapa jenis-jenis batako untuk bangunan berdasarkan bahan baku Batako TrassBatako putih atau batako trass adalah jenis batako yang terbuat dari batu cetak kapur trass atau batako kapur dan air. Trass sendiri merupakan jenis tanah yang memiliki warna putih yang berasal dari lapukan dari batu-batu di gunung berapi. Cara pembuatan batako trass kurang lebih mirip dengan batu bata biasa, yaitu dengan dicetak dan dibakar hingga Batako SemenSeperti namanya, batako semen adalah jenis batako yang terbuat dari campuran semen dan pasir, kerikil halus, serta air. Campuran batako yang sudah jadi akan dimasukkan ke dalam cetakan, lalu ditekan hingga tercetak. Oleh karena itu, batako semen juga terkadang disebut sebagai batako Batako BetonBatako beton adalah jenis batako yang terbuat dari campuran beton dan air. Biasanya, campuran beton yang digunakan terbuat dari semen Portland IPC atau sejenisnya, dengan agregat atau tanpa agregat. Pembuatan batako beton dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu manual menggunakan tangan dan alat cetak serta dengan menggunakan Juga 3 Cara Mengatasi Dinding Lembab dengan MudahDapatkan Batako Berkualitas dari Juragan Material!Apabila Juragan sedang mencari batako untuk keperluan konstruksi bangunan, terutama untuk konstruksi besar seperti perumahan atau gedung pencakar langit, langsung saja berbelanja di Juragan Material. Selain batako, kami juga menyediakan berbagai macam material konstruksi lainnya dengan lengkap dan mutu kualitas yang terjamin. Untuk informasi lebih lanjut, hubungi kami di sini! Be back soon! This website is under back tomorrow! *If you’re the owner of this website and have questions, reach out to Bluehost. We’re happy to help.

campuran batako yang baik